Selasa, 22 Juli 2014

Tragedi Kemarin

Tragedi Kemarin
Karya :Arzak Rizal

Mendekatlah kawan
Dimana mana kita terbelenggu
Hati dan pikiran terjepit
Padahal
Kau dan aku dilahirkan merdeka
Bola kebebasan yang digulir dilapangan
Penguasa menendangnya keluar
Lalu
Mereka tersenyum akulah raja akulah dewa
semua itu terjadi kemarin siang
Jangan diingat apalagi diungkit

Tetapi
Hari ini keadaan menagih kau dan aku
Bagi yang mati butuh jiwa jiwa baru keluar darinya
Bagi yang beku harus diberontak dan dicairkan
Bagi yang diam butuh petualangan baru
Mimpi mimpi liar
Visi visi baru
Emosi emosi keras
Dan kemerdekaan harus jadi pedoman

Mendekatlah kawan
Jangan berzikir di mesjid karena di luar terjadi kejalima
Genggamlah api cinta
Agar tragedi kemarin tak terulang lagi
                                                                                             Makassar, Januari 1997

Selamat Tinggal Tanahku

Selamat Tinggal Tanahku
Karya : Arzak Rizal

Suara menggema di angkasa
Bagai Israfil meniup sangkakala
Sang penguasa berteriak
Gusur mereka

Tanah ini tanah negara
Tak ada yang punya hak
Apalagi sertifikat
Jauhi tempat ini jauh dan jauh

Lalu
Merekapun kasak kusuk
Takut
Ngeri
Terkencing kencing

Dengan bibir gemetar
Mereka berkata
Selamat tinggal tanahku


Aku Terpenjara

Aku Terpenjara
Karya : Arzak Rizal

Malam dingin sepi menggigit
Bau apek menyengat hidung
Darah menetes di ujung alis
Dibenturkan serdadu penjara

Aku menggeliat
Lalu
Kutatap tembok sisi demi sisi

Tembok sisi pertama berkata
Kau masuk penjara karena berani mengakui tanah negara
Tapi
Di tanah itulah aku makan

Tembok sisi kedua berkata
Kau masuk penjara karena tandinganmu punya sertifikat
Tapi
Ditanah itulah aku berkebun ubi kayu

Tembok sisi ketiga berkata
Kau masuk penjara karena lawanmu adalah raja
Tapi
Tangan bersih sang raja tak pernah menyentuh tanah itu

Tembok sisi keempat berkata
Hentikan saja ocehanmu karena pengadilan berpihak kepada sang raja
Akupun diam
Dalam dekapan malam sunyi menghibur

Seandainya
Tanah bisa bicara
Batu bisa bicara
Pohon bisa bicara
Mereka akan berkata bahwa kamilah saksinya

Tetapi
Mereka hanyalah saksi bisu yang bernyanyi di malam sepi
Ketika fajar tiba
Dari ufuk timur kapongkolang
Angin membawa kabar
Bahwa aku terpenjara


Senin, 07 Juli 2014

Hantu Parawisata

Hantu Parawisata
Karya : Arzak Rizal

Karena kerakusan
Merekapun terbuang

Aku Terpenjara

Aku Terpebjara
Karya : Arzak Rizal

Malam dingin sepi menggigit
Bau apek menyengat hidung
Darah menetes di ujung alis
Karena dibenturkan serdadu penjara

Aku menggeliat
Lalu
Kutatap tembok sisi demi sisi
Sisi tembok pertama berkata
Kau masuk penjara karena berani mengakui tanah negara
Tapi
ditanah itu itulah aku bisa makan
Sisi tembok kedua berkata
Kau masuk masuk penjara
Karena tandinganmu punya sertifikat
Tapi
Di tanah itulah aku berkebun ubi kayu
Sisi tembok ketiga berkata
Kau masuk penjara karena lawanmu adalah raja
Tapi tangan bersih sang raja tak pernah menyentuh tanah itu
Sisi tembok keempat berkata
Hentikan saja ocehanmu karena pengadilan berpihak pada sang raja
Akupun diam
Dalam pelukan malam 
Sunyi menghibur
Seandainya 
Tanah bisa bicara
Batu bisa bicara
Pohon bisa bicara
Mereka akan berkata bahwa kamilah saksinya
Tapi mereka hanyalah saksi bisu yang bernyanyi di malam sepi
Ketika fajar tiba
Dari ufuk timur kapongkolang
Angin berhembus membawa kabar
Aku terpenjara
Bira 17 Agustus 2011

Minggu, 06 Juli 2014

Pantai Bira

Pantai Bira
Karya : Arzak Rizal

Di kaki langit
Senja tersenyum
Melihat gadis main di tepi pantai
Ditiup angin
Membawa virus

Sementara
Di laut sana perantau memendam ridu

Lalu
Sakit berdiri
Menatap gadisku terbaring lesu
Tanpa kompromi
Maut merenggut

Angin
Virus
Laut
Maut
Merampas cintaku di pantai bira